Langsung ke konten utama

"Jangan Mencampur-adukkan Politik Dan Agama"

sumber gambar: www.tomorrowsreflection.com
Copy-Paste - Pada pertengahan tahun 2016 hingga pertengahan tahun 2017 isu SARA menjadi isu yang hangat dan konsumsi sehari-hari bagi seluruh warga Indonesia yang bahkan sampai ke beberapa negara lain. Isu ini diawali dengan ungkapan provokatif yang diucapkan oleh salah satu pejabat di Indonesia. Isu ini kemudian berlanjut dan semakin panas dengan majunya pejabat tersebut sebagai calon petinggi provinsi. Pada saat itu, ungkapan "Jangan mencampur-adukkan politik dan agama" adalah ungkapan yang sangat lumrah bahkan di mulut beberapa muslim.

Ungkapan ini tidak dapat dikatakan salah secara harfiah. Analoginya, agama dan politik tidak dapat dicampur-adukkan sebagaimana tata cara shalat tidak dapat dicampur-adukkan dengan shalat itu sendiri. Mengapa? 

Tata cara shalat dan shalat adalah dua hal yang berbeda yang konteksnya tidak memungkinkan keduanya untuk dicampur-adukkan. Tata cara shalat merupakan aturan dan shalat adalah kegiatan yang diatur dengan tata cara shalat tersebut. Dengan demikian, adalah bukan hal yang logis untuk mencampur-adukkan tata cara shalat dan shalat. Tapi adalah hal yang lebih tidak logis untuk melaksanakan shalat tanpa menerapkan tata cara shalat, tentunya terkecuali bagi muallaf di awal keislamannya. 

Sejalan dengan hal tersebut, apakah mungkin mencampur-adukkan politik dan agama? Menurut saya tidak dan seharusnya tidak.

Agama (baca: Islam) dapat dianggap sebagai tata cara berkehidupan bahkan 'berkematian'. Salah satu aspek kehidupan yang diatur dalam agama adalah politik. Maka sekali lagi jelas bahwa politik dan agama tidak dapat dicampur-adukkan. Agama dan politik masing-masing memiliki posisi dan peran yang berbeda. Nilai-nilai agama mengatur politik dan seyogyanya diterapkan dalam kehidupan berpolitik. Hal ini tidak dapat dibalik sehingga menjadikan kehidupan agama diatur oleh prinsip-prinsip politik. Itulah bahaya dari mencampur-adukkan politik dan agama.

Akan tetapi, benarkah maksud secara harfiah itu yang mengiringi ungkapan "Jangan mencampur-adukkan politik dan agama"? Sebenarnya, jika mengingat kembali isu panas yang mengakibatkan ungkapan ini populer, maka ungkapan ini lebih tepat bermakna "Pisahkan agama dari politik". Sungguh ungkapan yang sangat berbahaya dan merefleksikan bagaimana ideologi orang yang mengucapkannya. Makna ini juga menjadikan ungkapan tersebut adalah hal yang sangat aneh jika keluar dari lisan seorang muslim.

Logika dasar yang kembali saya ingatkan adalah hal yang mustahil melaksanakan shalat tanpa menerapkan tata cara shalat. Begitupun, hal yang mustahil menjalani kehidupan berpolitik dengan menghilangkan nilai-nilai dan ajaran agama. Bukankah sudah jelas catatan sejarah mengabadikan bagaimana kehancuran khilafah islamiyyah terakhir di negeri Turki? Prinsip Kemal Attaturk untuk memisahkan politik dan seluruh sendi kehidupan dari agama Islam telah merubah Turki dari negeri Muslim terbesar menjadi negeri yang sangat tidak manusiawi bagi umat Islam. Maka apakah prinsip ini adalah layak menjadi prinsip seorang muslim? 
Wallahu a'lam

catatan: tulisan ini hanya tulisan dari sudut pandang logika. 

Adinda Kamilah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Super Mudah Memahami Kesebangunan Trapesium (part 1) #MathMate

Copy-Paste - Pada bab kesebangunan ada beberapa bangun datar yang umum digunakan, di antaranya kesebangunan segitiga dan jajargenjang. Bisa dikatakan kesebangunan segitiga dan jajargenjang cukup mudah dibandingkan kesebangunan pada trapesium. Ada dua trapesium yang akan diulas di blog ini yaitu trapesium siku-siku dan trapesium sembarang. Trapesium Siku-Siku Bagaimana perbandingan sisi-sisi pada trapesium siku-siku? Biasanya yang diketahui adalah salah satu panjang ruas garis CD atau EF atau AB dan diketahui perbandingan sisi DE dan EA atau perbandingan sisi CF dan FB. Kita bisa gunakan kesebangunan segitiga pada masalah ini. Tambahkan beberapa garis seperti pada gambar di bawah. Sekarang, bisa kita lihat bahwa AQCD membetukmepersegi panjang, akibatnya CD = PE = QA.  Selain itu, segitiga CPF sebangun dengan segitiga CQB. Artinya, kita punya perbandingan sebagai berikut: Jadi, didapatkan persamaan sebagai berikut: atau Bagaimana? Cukup mudah bukan? Contoh soal

Permainan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel #MathMate

Copy-Paste - Suasana kelas belakangan ini sangat lesu, anak-anak tidak terlalu memperhatikan penjelasan dan malas-malasan mengerjakan tugas. Dalam keadaan seperti ini, saya dituntut untuk membangkitkan semangat mereka lagi. Sudah berhari-hari puter otak mencari ide, di kepala, di internet, hasilnya nihil. Eh, suatu malam saat sedang nutor online ada siswa bertanya soal dalam bentuk teka-teki yang cukup menarik. Wah, ilham datang dari mana saja yaa. Ya sudah saya eksekusi, bikin lembar kerja kelompok dalam bentuk teka-teki untuk latihan soal materi sistem persamaan linear dua variabel. Di soal yang siswa saya tanya ada beberapa SPLDV yang tidak tepat jawabannya saya utak-atik sedikit dulu deh.  Begini hasil utak-atik dan ketik ulang teka tekinya. Bisa dibilang levelnya mudah ya.  Bagaimana reaksi siswa saat diberikan tugas ini? Alhamdulillah bersemangat. Karena kegiatannya mandiri dan berkelompok saya persilahkan siswa untuk mengerjakan di luar kelas. Belum saya jelaskan c

Ternyata Matematika Ada dalam Hadits Rasulullah #MathMate

Copy-Paste - Jika kalian berpikir bahwa matematika itu hanya ada di buku maka kalian keliru. Matematika sangat dekat dengan kita dalam kehidupan. Setelah mempelajari matematika ternyata kita dapat 'melihat' matematika dalam berbagai hal di sekitar kita salah satunya pada Hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengenai orang yang bangkrut. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim menceritakan tentang definisi orang bangkrut menurut Islam. Hadits itu berbunyi: أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ "Tahukah kalian sia